Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu
bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario.
Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan
membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film
telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.
Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan
teknik menulis skenario yang diambil dari beberapa sumber di internet.
IDE CERITA
Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat
skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama
dilakukan dalam membuat skenario?
Yap, the first step is IDE CERITA.
Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam
tulisan. Cukup ke dalam satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda
yang jatuh cinta kepada wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau
tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan.
Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us
about a maid that goes to a dance party in a castle, atau, about a
father that always lie to his son.
Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu
manusia. Mungkin ada beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia,
seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun. Namun biasanya akan
menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek
non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki
problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia,
biasanya subyek tersebut tetap “dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan,
dan tetap memiliki karakter-karakter manusia.
Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.
CERITA DASAR
Ide cerita yang cuma satu kalimat harus dikembangkan kedalam cerita
dasar (basic story), yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio
dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya
cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu
ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul
dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan
malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan
disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada
orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.
KARAKTER
Dalam skenario yang akan kita buat, akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus
membuat dan mengenalinya lebih dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu
bagaimana tokoh tersebut berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan
tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga bagaimana koflik
antara satu tokoh dengan tokoh lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat
membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang
dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan lebih mudah untuk
memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.
Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan
memberikan data mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur,
hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran (ilmu pengetahuan, film,
musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik, intelejensia, gaya
busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.
Contoh perincian karakter: Sinta, cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu
pintar. Tatap matanya genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang
sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang
selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah
komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.
LOKASI
Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat
adegan berlangsung) terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk
menentukan adegan. Sedang apa, posisinya dimana, dari mana, menuju
kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.
Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio,
misalnya ruang-ruang dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang
tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan bagian dari bangunan rumah
yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi juga
jalan atau tempat lain.
Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario,
juga berguna sebagai petunjuk bagi set builder untuk membangun set di
studio atau bagi unit produksi untuk mencarikan bagunan yang akan
dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.
PLOT
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam
menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen.
Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau
awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau
penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu
akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.
Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :
Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Sinta mengadakan party di
rumahnya. Pesta usai dan teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk,
Sinta menerima ajakan Andre, teman sekelasnya yang masih disitu, untuk
bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah Andre mau bertanggung jawab. Kelas
dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.
Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta
menuduh Andre selingkuh dengan Ratna, teman satu tim Andre di eskul
basket. Andre tak terima, dia juga menuduh Sinta main belakang dengan
Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai hari-hari.
Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang
masih belum genap setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu
habis. Uang mereka juga tipis. Pada akhirnya mereka berjuang bersama
untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan membelikan susu,
mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang
harus dipikirkan. Happy ending.
OUTLINE
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi
bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh
outline adalah sebagai berikut :
1. Di Rumah Sinta :
1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2. Sinta dan Andre saling curi-curi pandang,
1.3. Karena kebanyakan minum Sinta mabuk, party hampir usai,
1.4. Teman-teman sinta pulang, Andre terlihat enggan pulang,
1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst
SCENE
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene
heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan
waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan
gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior
digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun
bentuk scene heading adalah sebagai berikut :
1. INT. RUMAH SINTA – MALAM
ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene
atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat
sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
INT. RUMAH SINTA – MALAM
Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.
DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam
adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi
yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya
emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun
dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau
pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice
Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan
digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical
adalah sebagai berikut :
1. INT. RUMAH SINTA - MALAM
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama
teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar
mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.
SINTA
(V.O)
Hidup ini harus dirayakan. Harus berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa
orang-orang masih punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah
susah? Kenapa pula hati selalu diliputi sedih, takut, bimbang, kecewa,
ah bullshit! Bersenang-senang lah, berpesta lah!
ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua
Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara
internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan
spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120
halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.
Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil
penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara
penjelasan visual/action, dengan dialognya.
ISTILAH PENTING
Ø BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat.
Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail,
seperti anting tokoh.
Ø CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat.
Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang
penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul
gambar wajah saja.
Ø COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan
jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap
menunggu adegan berikutnya.
Ø CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
Ø CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali
ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu
berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
Ø CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi
bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari
yang sama.
Ø DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
Ø ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
Ø EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
Ø FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
Ø FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
Ø FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
Ø FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
Ø FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi
pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat
penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
Ø INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
Ø INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
Ø INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
Ø MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan
mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi
merupakan satu rangkaian cerita.
Ø OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
Ø PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
Ø POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap
sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
Ø SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
Ø SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
Ø SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia
dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah,
dll.
Ø SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
Ø TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
Ø VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.
Tips Membuat Naskah Skenario Film Yang Menarik
Penulis scenario film, Adenin Adlan mengungkapkan bahwa penulis skenario
harus bisa membuat skenario sesuai dengan kebutuhan sutradara.
“Adakalanya naskah novel yang panjang harus diringkas untuk bisa menjadi
tayangan film berdurasi 1,5 jam. Tapi adakalanya naskah cerpen yang
hanya 1,5 halaman harus dikembangkan sedemikian rupa sampai akhirnya
menjadi puluhan lembar naskah film,” ujar Adenin, yang diantaranya telah
membuat scenario untuk film “Rumah Tanpa Jendela” ini.
Berikut ini tips bagaimana membuat naskah scenario film yang menarik, ala Adenin Adlan:
1. Tahap Pertama: Yang pertama kali dilakukan ketika akan membuat
scenario film adalah membuat synopsis. Begitu selesai , penulis scenario
akan terus bergerak untuk mengembangkan plot yang merupakan scenario
tanpa dialog. Setelah itu, barulah proses membuat scenario mendapat
tambahan dialog sampai akhirnya scenario tersebut diantarkan kepada
sutradara.
2. Tahap Kedua: Salah satu tahapan yang paling penting dalam pembuatan
naskah scenario adalah membuat plot film, yakni menyusun urutan golden
scene. Adenin menuturkan, golden scene adalah penentuan adegan-adegan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi adegan andalan. Bisa
membuat para penonton tertawa, menangis, terkejut bahkan ketakutan di
sepanjang durasi film berlangsung, bergantung pada efek yang ingin
ditampilkan.
3. Tahap Ketiga: Usai Golden Scene yang dikumpulkan dinilai cukup untuk
membuat penonton duduk menyimak film, selanjutnya proses pembuatan
scenario yang sudah setengah jalan ini bisa dibilang sudah selesai. Dan
proses selanjutnya, penulis naskah tinggal melengkapi keseluruhan dialog
dan membuatnya menjadi senjata untuk membangun sebuah film.