Cari Blog Ini

Minggu, 01 Desember 2013

TUGAS KELAS XI DKV-1

1. Baca dan pelajari materi tentang STORY TELING, SCRIPT DAN SKENARIO, STORY BOARD. yang sudah saya post sebelumnya (LIHAT DI ARSIP BLOG)....

2. Buatlah sebuah naskah cerita dengan ketentuan sebagai berikut :
  • durasi -/+ 15 menit
  • seting lokasi sekolah
  • cerita yang menginspiratif
  • judul, tokoh dan nama tokoh bebas
  • dikerjakan individu dikertas folio bergaris
  • dikumpulkan sabtu tgl 7 November 2013 dimeja saya.

STORY BOARD

Pengertin Storyboard

Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.

Salah satu  tahapan penting dalam produksi  film adalah membuat storyboard, setelah sutradara dan pengarah fotografi  membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu dengan artis storyboard untuk  menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat dilakukan revisi.

  

Dengan mengacu pada rencana shooting  dalam storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan cepat dan tepat.  Storyboard secara gamblang memberikan tata letak visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera.

Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu menyusun scene yang berbeda- beda menjadi sesuai  dengan skenario  dengan lebih mudah dan cepat.

Cara membuat Storyboard

1.Catat poin-poin penting, ide, dan konsep-konsepdi bawah frame storyboard berturut-turut (lihat terlampir).

2.Storyboard Anda harus pada dasarnya merupakan jenis peta, menguraikan semua langkah-langkah utama yang di perlukan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran (s) untuk pelajaran itu.

3.Membuat sketsa kasar visual untuk setiap frame. Jangan khawatir tentang  semir pada titik ini, Anda hanya ingin gagasan visual jelas di gambarkan.

4.Baca presentasi Anda sambil melihat storyboard dan melengkapi checklist storyboard :

   *Apakah visual saya dengan jelas menampilkan suatu ide utama dari presentasi saya?

   *Apakah bantuan saya sebagai visual sederhana yang saya bisa membuatnya?

   *Dapatkah pemirsa saya memahami visual saya sepenuhnya dalam waktu kurang daru 30 detik?

5.Anda dapat membuat storyboard Anda di kertas atau berbagai perangkat lunak seperti Microsoft Word, Microsoft PowerPoint, dan Inspirasi.


Contoh Storyboards

a.Kertas

b.Word atau PowerPoint (menggunakan bagan organisasi atau flowchart)

c.Inspirasi

Tujuan Storyboard

Sebagai panduan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya, mulai dari sutradara, penulis cerita, lighting dan kameramen memungkinkan seorang pembuat film untuk memprevisualisasikan ide-idenya Sebagai Alat untuk mengkomunikasi ide keseluruhan film menjelaskan tentang alur narasi dari sebuah cerita Berperan dalam pewaktuan (timing) pada squence, percobaan-percobaan dengan sudut pandang kamera, perpindahan dengan kesenambungan (countinuity) antara element-element dalam sebuah frame.


Kelemahan Storyboard dan Solusinya

Ketidak dapatannya untuk menunjukan gerakan - gerakan kamera, beserta efek optikal, seperti penglarutan atau pemudaran (Blur, Disolving) solusinya.

Dengan tulisan dan gambar skematis untuk mendiskripsikan apa yang tidak dapat di gambarkan

Perlu di perhatikan batas pinggir dari sebuah storyboard (bingkai) untuk menunjukan  sudut pandang, yang dipilih dari keseluruhan ruang.

Siapa yang menggunakan Storyboard Advertising, untuk menjual produk kepada klien VideoGame, menggunakan banyak pra-rencana termasuk brainstroming dari konsep game dan interaksi pemakai serial TV, dipakai hanya pada Sequence yang kompleks Multimedia, CD-Rom untuk edukasi, pelatihan atau program-program tutorial Web Design, untuk mengembangkan team dalam pembuatan web design, mendifinisikan elemen-elemen seperti gambar,animasi,video dan ilustrasi Industri dan video-video pemerintahan, untk menampilkan ide-ide pada saat pembuatan sebuah proyek video-video pemerintahan.

Proses Storyboard

Thumbnail, tahap paling awal yang di pakai ilustrator yaitu menggambarkan dalam bentuk panel sketsa yang masih sangat sederhana  berisi nomor urut sebagai index dan pergerakan kamera atau  pergerakan karakter yang di beri simbol anak panah, Rough Pass, tahapan revisi Thumbnail dan panel yang di gunakan lebih besar dibanding sebelumnya. Pada tahap ini, storyboard lebih mudah di baca oleh non ilustrator seperti pemain, produser, kameramen, kru pencahayaan dan investor.

CleanUp/Final, tahap terakhir yang siap di pakai. Biasanya sudah lengkap dengan narasi, dialog, keterangan sound FX (suara angin/petir).

Aspect Rasio adalah sebuah ukuran yang berhubungan dengan lebar dan tinggi sebuah layar (misalnya 1.85 : 1 atau 2.35 : 1) Standard Aspect Rasio TV, Layar Komputer 1.33 : 1 Eropa 1.66 : 1 TV Layar Lebar  1.78 : 1 Amerika 1.85 : 1 Panavision, Cinemascope 2.35 : 1

Rumus Aspect Rasio x Tinggi = Lebar.

CARA MENULIS SCRIPT DAN SKENARIO


Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.

Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario yang diambil dari beberapa sumber di internet.

IDE CERITA

Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario?

Yap, the first step is IDE CERITA.

Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan. Cukup ke dalam satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan. Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid that goes to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to his son.

Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun. Namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap “dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki karakter-karakter manusia.

Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.

CERITA DASAR

Ide cerita yang cuma satu kalimat harus dikembangkan kedalam cerita dasar (basic story), yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

KARAKTER

Dalam skenario yang akan kita buat, akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan mengenalinya lebih dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga bagaimana koflik antara satu tokoh dengan tokoh lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.

Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan memberikan data mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran (ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik, intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.

Contoh perincian karakter: Sinta, cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu pintar. Tatap matanya genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.

LOKASI

Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung) terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.

Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi juga jalan atau tempat lain.

Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai petunjuk bagi set builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.

PLOT

Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :

Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Sinta mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Sinta menerima ajakan Andre, teman sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah Andre mau bertanggung jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.

Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta menuduh Andre selingkuh dengan Ratna, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga menuduh Sinta main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai hari-hari.

Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang harus dipikirkan. Happy ending.

OUTLINE

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Rumah Sinta :
1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2. Sinta dan Andre saling curi-curi pandang,
1.3. Karena kebanyakan minum Sinta mabuk, party hampir usai,
1.4. Teman-teman sinta pulang, Andre terlihat enggan pulang,
1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst

SCENE

Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA – MALAM

ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
INT. RUMAH SINTA – MALAM
Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.

DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA - MALAM
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.
SINTA

(V.O)

Hidup ini harus dirayakan. Harus berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa orang-orang masih punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Kenapa pula hati selalu diliputi sedih, takut, bimbang, kecewa, ah bullshit! Bersenang-senang lah, berpesta lah!

ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.

Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.

ISTILAH PENTING
Ø BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.

Ø CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
Ø COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
Ø CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
Ø CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
Ø CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
Ø DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
Ø ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
Ø EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
Ø FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
Ø FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
Ø FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
Ø FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
Ø FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
Ø INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
Ø INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
Ø INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
Ø MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
Ø OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
Ø PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
Ø POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
Ø SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
Ø SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
Ø SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
Ø SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
Ø TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
Ø VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.

Tips Membuat Naskah Skenario Film Yang Menarik

Penulis scenario film, Adenin Adlan mengungkapkan bahwa penulis skenario harus bisa membuat skenario sesuai dengan kebutuhan sutradara. “Adakalanya naskah novel yang panjang harus diringkas untuk bisa menjadi tayangan film berdurasi 1,5 jam. Tapi adakalanya naskah cerpen yang hanya 1,5 halaman harus dikembangkan sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi puluhan lembar naskah film,” ujar Adenin, yang diantaranya telah membuat scenario untuk film “Rumah Tanpa Jendela” ini.

Berikut ini tips bagaimana membuat naskah scenario film yang menarik, ala Adenin Adlan:

1. Tahap Pertama: Yang pertama kali dilakukan ketika akan membuat scenario film adalah membuat synopsis. Begitu selesai , penulis scenario akan terus bergerak untuk mengembangkan plot yang merupakan scenario tanpa dialog. Setelah itu, barulah proses membuat scenario mendapat tambahan dialog sampai akhirnya scenario tersebut diantarkan kepada sutradara.
2. Tahap Kedua: Salah satu tahapan yang paling penting dalam pembuatan naskah scenario adalah membuat plot film, yakni menyusun urutan golden scene. Adenin menuturkan, golden scene adalah penentuan adegan-adegan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi adegan andalan. Bisa membuat para penonton tertawa, menangis, terkejut bahkan ketakutan di sepanjang durasi film berlangsung, bergantung pada efek yang ingin ditampilkan.
3. Tahap Ketiga: Usai Golden Scene yang dikumpulkan dinilai cukup untuk membuat penonton duduk menyimak film, selanjutnya proses pembuatan scenario yang sudah setengah jalan ini bisa dibilang sudah selesai. Dan proses selanjutnya, penulis naskah tinggal melengkapi keseluruhan dialog dan membuatnya menjadi senjata untuk membangun sebuah film.

STORY TELLING

story telling atau bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menyajikan sebuah cerita kepada orang lain dengan atau tanpa alat, yang bertujuan menyampaikan pesan atau informasi yang bersifat mendidik. Bercerita pada anak usia dini bertujuan agar anak didik mampu mendengar dengan seksama terhadap apa yang disampaikan oleh orang lain, ia dapat bertanya apabila tidak memahaminya, selanjutnya ia dapat mengekspresikan terhadap apa yang dicertakan, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun dilaksanakan.

Kehebatan dan manfaat dari bercerita:

- bercerita merupakan dasar komunikasi bagi seluruh manusia.
- bersifat alamiah dalam mentransfer ide dan nilai-nilai.
- indra pendenganran dapat difungsikan dengan baik.
- membantu anak memahami suatu budaya
- memupuk rasa memiliki terhadap keluarga, budaya, temen-teman dll.
- dapat merefleksikan keragaman pengalaman manusia
- dapat membantu mengembangkan rasa empati atas kondisi orang lain.
- menambah pengalaman dan wawasan dari sumber yang berbeda
- menciptakan keakraban, kepedulian dan mempererat persahabatan.
- membantu meningkatkan skill komunikasi dan percaya diri
- mengembangkan imajinasi dan membantu perkembangan intelektual
- mengembangkan kemampuan mendengar.
- menambah kosa kata.
- merangsang anak gemar membaca.

Jenis-jenis certita
1. Cerita tertulis
Cerita yang diciptakan oleh pengarang serta dipublikasikan, cerita ini sulit diceritakan kembali. Contoh berbagai jenis buku cerita.
2. Cerita bersejarah
Cerita tentang tokoh atau kejadian pada masa lalu. Contoh: candi borobudur, Cut Nyak Dien, dll.
3. Cerita Nyata
Cerita yang ditemui dari buku, surat kabar, radio, televise, film, atau dari media lainnya. Contoh: tsunami dll.
4. Cerita khayalan atau tidak nyata (fiksi)
Cerita tentang sesuatu yang tidak nyata/khayalan, namun masih memiliki pesan moral, sehingga sangat disukai anak. Contoh: cerita fabel (binatang yang seolah-olah dapat seperti manusia dll)
5. Cerita pengalaman
Cerita sehari-hari yang didapatkan dari keluarga, teman atau saling berbagi pengalaman dimasa yang lalu.
6. Cerita pribadi
Cerita tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada keluarga biasanya dalam bentuk topik, cerita, petuah keluarga, tradisi atau sesuatu yang penting tentang keluarga besar dll.

Selain jenis-jenis cerita tersebut diatas, cerita juga dibedakan menurut sumbernya menjadi dua yaitu:

1. Dongeng Rakyat
Dongeng yang diceritakan orang-orang, kadang-kadang telah berumur ribuan tahun namun selalu menarik untuk diceritakan kembali. Contoh: Malinkundang dll.
2. Cerita Spontan
Cerita yang dikarang sendiri, diciptakan sendiri dan dapat direkayasa berdasarkan keinginan sendiri, baik itu cerita yang menyenangkan, menyedihkan, atau cerita nyata, dll.

Teknik penyampaian cerita spontan
a. Cerita per-suku kata
Setiap orang yang hadir menyumbang satu kata dalam cerita ini secara bergantian dan pimpinan dapat menunjuk giliran setiap peserta untuk menyambung rangkaian cerita sebelumnya, dan pada gilirannya semua peserta terlibat aktif didalamnya. Dan kemudian tercipta suatu hasil rangkaian cerita yang menarik dari para peserta juga akhirnya dinikmati oleh semua peserta yang berpartisipasi.

Contoh:
Pada suatu hari ada seorang …………., tinggal di……….., dengan ………..Suatu pagi ia menemukan……….,dan…………lalu ia membawanya pulang ke ……….., dsb

Syaratnya : Ketika kita melakukan ini usahakan ceritanya lucu dan mudah diikuti, jangan memaksa mereka walaupun ceritanya agak terdengar ganjil.
Ingat cerita ini jangan panjang – panjang kalau perlu agak berfantasi.

b. Cerita dibalik kertas
Cara ini juga merupakan cara yang sangat menarik bagi anak-anak. Ambil selembar kertas dan mulailah kita mengeluarkan suara tangis dan air mata sambil menutupi wajah kita dengan kertas, Coba perhatikan reaksi anak-anak tersebut, apa yang terjadi, seperti apa ekspresi wajah mereka. Dan dari sini kita juga dapat merangsang imajinasi anak untuk menceriterakan apa yang terjadi barusan. Atau bisa dilanjutkan dengan cerita yang lainnya.

c. Cerita berdasarkan pemilihan huruf dari A-Z
Sodorkan beberapa abjad/huruf pada anak-anak, suruh mereka memilih beberapa huruf sesuai dengan keinginannya, serahkan pada pencerita. Maka mulailah kita bercerita sesuai dengan urutan abjad yang mereka sodorkan. Dan kalau perlu libatkan juga mereka untuk menciptakan kata lainnya dari huruf tadi. Cara ini dapat membantu pengenalan huruf, bentuk, kata, arti, warna dll sehingga mereka terlibat dalam cerita ini.

d. Rangkaian cerita berdasarkan kata-kata
Tentukan suatu objek cerita, lalu mintakan mereka untuk menyebutkan beberapa kata secara bergiliran, gunakan kata-kata yang pendek –pendek saja. Selanjutnya rangkai menjadi suatu cerita pendek yang menarik. Tantang yang lainnya untuk membuat cerita yang sama dari kata kata yang sama dan terakhir beri penghargaan bagi peserta yang dapat menciptakan cerita dari rangkaian kata yang lebih logis dan cepat serta menghibur.

e. Memaparkan gambaran dikepala
Coba bayangkan sesuatu objek, misalnya istana megah, seekor naga, sebuah gubuk,seorang putri cantik, seekor monster atau apa saja. Kemudian suruh semua anak memejamkan mata untuk membayangkan salah satu objek tersebut. Selanjutnya suruh mereka menggambarkan apa yang ada dalam benaknya secara bergantian. Pada awalnya mungkin mereka sukar membayangkan sesuatu, tapi kalau dirangsang maka intelektualitas mereka akan berkembang menjadi lebih kreatif dan dapat menggambarkan berbagai imajinasi.

f. Cerita sambil menggunakan gerakan
Mulailah pencerita meminta bantuan anak membuka telapak tangannya, lalu ceritakan bagian-bagian tangannya itu untuk bahan cerita selanjutnya, teruskan cerita tersebut pada setiap bagian jari tangannya, lalu gerakan, goyangkan, tekuk, bunyikan dll. Atau juga dapat menggunakan anggota tubuh lainnya yang lazim dijadikan bahan cerita seperti kaki, kepala dll.

Peralihan dari membaca cerita ke bercerita aktif!!
Bercerita dan membaca cerita dari buku, itu berbeda. Membaca memerlukan ilustrasi, narasi dan karakter yang ada didalamnya. Artinya tidak ada buku tidak ada cerita!
Lain halnya dalam bercerita, kita dituntut untuk bertanggungjawab dalam memilih kata yang tepat, merangkai cerita yang menarik, ide yang cemerlang, logis, berimajinasi, menggunakan alat bantu yang tepat, berimprovisasi dan inovatif serta efisien